Hasil real count pilpres 2014 oleh KPU akan dikeluarkan pada tanggal 22 Juli 2014, namun opini yang berkembang saat ini sudah sangat meresahkan. Pelakunya adalah lembaga survey yang telah mengeluarkan hasil quck count, padahal ketetapan yang syah adalah hasil real count KPU. Pilpres 2014 menghasilkan quick count yang berbeda dari setiap lembaga survey. Harusnya hasil quick count ini hanya untuk referensi saja dan bukan sebagai patokan kemenangan dari hasil pemilu. Namun beberapa lembaga survey bahkan sudah menghakimi kalau hasil survey mereka adalah valid, dan jika terjadi perbedaan dengan hasil real count KPU, maka hasil surveynya yang benar dan KPU yang salah.

Hasil Real Count PILPRES 2014 KPU

Sangat ironis dimana seharusnya semua pihak menjaga kestabilan dan ketenangan negera. Jelas pernyataan seperti diatas adalah untuk menggiring opini publik yang dikhawatirkan bisa membawa kerusuhan jika benar ternyata hasilnya berbeda. Secara logika, quick count berdasarkan pada pemantauan lembaga survey di kurang lebih 2000 TPS, sedangkan pada PILPRES 2014 terdapat 270.000 TPS. Jadi sangat tidak masuk akal jika hasil quick count ini menjadi rujukan hasil pemilu.

Tidak semua masyarakat berfikir terbuka, bahkan saat ini fanatisme masyarakat terhadap pasangan capres dan cawapres sudah sangat tidak masuk akal. Fanatisme buta menjadikan PILPRES 2014 menjadi pemilihan presiden terburuk sepanjang sejarah Indonesia.

Mari ciptakan suasana yang kondusip dan tidak memancing kerusuhan supaya Indonesia tetap bersahabat dan cinta damai.